Selasa, 27 Januari 2009

Membuka Jendela Dunia

by Diana Ismail *

Banyak orang bicara bahwa membaca adalah jendela dunia. Namun ironis sekali harga buku di Indonesia sangatlah mahal. Kita harus mengeluarkan kocek dalam-dalam untuk mendapatkan sebuah buku. Memang sedih, tetapi itulah kenyataannya. Anak-anak kita saat ini memang kurang memiliki minat membaca, hal ini disebabkan kurangnya motivasi atau dukungan orangtua maupun guru untuk menumbuhkan minat membaca pada mereka serta kurangnya fasilitas perpustakaan atau taman bacaan.

Kurangnya minat membaca pada anak-anak akan berdampak pula pada kemampuan mereka menulis serta berbicara. Hal ini terlihat ketika siswa/siswi Sekolah Menegah Atas (SMA) diminta untuk menuliskan opini atau pendapat mereka tentang kenaikan harga BBM atau bantuan langsung tunai yang baru-baru ini marak dibicarakan orang. Selain lemahnya kemampuan mereka menulis, mereka juga kurang mampu mengemukakan pendapat mereka.

Menghadapi situasi seperti ini dukungan orangtua, guru, sekolah/ penyelenggara pendidikan maupun Pemerintah sangatlah penting. Bila tidak, suramlah masa depan calon-calon pemimpin bangsa kita di masa depan. Orangtua sebagai pendidik pertama di rumah dapat mulai menumbuhkan minat membaca pada anak se-dini mungkin dengan membacakan cerita atau dongeng sebelum mereka tidur. Di sela-sela kesibukan orangtua dalam mengejar nafkah, berikanlah waktu bagi si kecil untuk mendengarkan dongeng atau cerita. Hal ini selain dapat mempererat hubungan kasih sayang antara orangtua dengan anak, cerita atau dongeng tentang ketauladanan atau kebaikan akan mempengaruhi pula pada sikap anak-anak kita. Bagi anak-anak yang sudah lebih besar atau remaja, peranan orangtua untuk memperhatikan buku – buku bacaan yang mereka pilih sangatlah penting, karena saat ini banyak buku bacaan atau cerita bergambar/ komik yang di dalamnya di selipkan ” adegan-adegan ” yang belum atau tidak pantas mereka baca atau lihat. Bimbingan serta arahan orangtua pada anak yang lebih besar atau remaja amat dibutuhkan terutama pada remaja yang sedang mencari identitas diri.

Guru dan sekolah sebagai lembaga pendidikan, mempunyai peranan yang tidak kalah pentingnya dalam menumbuhkan minat membaca bagi siswa/siswinya. Miskinnya buku-buku bermutu dalam lemari perpustakaan sekolah-sekolah membuat mereka malas untuk membaca. Kebanyakan perpustakaan hanya berisi buku-buku paket

pelajaran yang membosankan. Kurangnya buku-buku bacaan dalam perpustakaan membuat mereka kurang mengetahui perbedaan novel, cerpen serta karya sastra lainnya. Pemberian tugas bagi siswa/ siswi untuk membaca minimal dua buah novel pada setiap semester dalam pelajaran Bahasa Indonesia sangatlah bermanfaat, untuk memotivasi mereka mau membaca buku. Berilah kesempatan pada mereka untuk memberikan pendapat terhadap novel yang telah mereka baca dalam bentuk tulisan maupun lisan atau dalam bentuk menceritakan kembali apa yang telah mereka baca.

Alokasi dana untuk pembelian buku-buku bacaan bermutu di sekolah-sekolah sebaiknya ditingkatkan, terutama untuk perpustakaan Sekolah Menengah Atas (SMA) dimana buku-buku referensi banyak dibutuhkan, termasuk di dalamnya buku-buku bacaan untuk guru. Rendahnya minat membaca pada gurupun membuat lemah atau kurangnya kemampuan guru untuk menulis.

Pemerintah sebagai penyelenggara pendidikan maupun lembaga pendidikan lainnya memiliki peranan yang tidak kalah pentingnya untuk terus berupaya mengatasi kekurangan-kekurangan tersebut. Jika saja harga kertas tidak selangit atau jika saja para pengurus penyelenggara pendidikan bersedia setiap bulannya secara iklas dan sukarela menyisihkan uang pribadi mereka untuk membeli satu buah buku saja, maka dapat dibayangkan sudah berapa buah buku yang dapat dimiliki oleh sebuah perpustakaan sekolah...subhanallah..!!.

Akhirnya.........tidak ada kata ” terlambat ” untuk sebuah perubahan, tidak ada kata ” terlambat ” jika kita semua, orangtua, guru serta penyelenggara pendidikan mau saling bahu membahu bersama-sama mengatasi hal ini. Partisipasi dan dukungan orangtua serta guru untuk terus memotivasi, menumbuhkan minat membaca dan menulis pada anak-anak kita agar terus ditingkatkan. Penyelenggaraan lomba-lomba seperti mendongeng, menulis cerpen atau sejenisnya sebaiknya dijadikan sebuah tradisi agar anak-anak maupun guru terpacu untuk mau membaca dan menulis. Agar kalimat ” Membaca adalah jendela Dunia ” bukanlah hanya sebuah slogan saja...tetapi kita memang dapat membukanya......semoga


* Guru mata pelajaran Ekonomi

pembukaan

cikal harapan

SMA Islam Cikal Harapan didirikan oleh Yayasan Permata Sari yang sekarang dipimpin oleh Ibu Etty Mar’ie Muhammad pada tanggal 1 Mei 2006 berlokasi di BSD City Blok B.09/01 Sektor XII.1 Kencana Loka - Tangerang Banten. SMA adalah salah satu sekolah yang telah didirikan oleh Yayasan Permata Sari.


Yayasan Permata Sari yang didirikan oleh ibu-ibu yang dahulu berkecimpung di HMI ( KOHATI ) pada tanggal 5 Pebruari 1976 yang dimulai dari Kelompok Bermain di halaman Taman Ismail Marzuki dengan nama Cikal Harapan ( CH ). Yayasan Permata Sari bergerak di bidang Sosial dan Pendidikan sangat peduli dengan pendidikan anak dan wanita. Yayasan Permata Sari telah menyelenggarakan pendidikan berkualitas untuk tingkat Toddler, KB, SD, SMP dan SMA baik di BSD City, di Citra Indah Jonggol dan di Percetakan Negara Jakarta Pusat.

SMA Islam sebagai sekolah yang terakhir didirikan oleh Yayasan berusaha untuk menjadi sekolah yang bermutu dan diperhitungkan di BSD City. Pada tahun Pelajaran 2009/2010 SMA Islam Cikal Harapan akan menerima siswa sebesar 50 orang. Sebelumnya SMA hanya menerima 24 siswa saja. Dengan kurikulum Diknas dan penambahan ilmu keagamaanya maka SMA berkeinginan untuk membentuk siswa yang berpengetahuan dan berakhlakul Karimah.

zie